Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa saat ini sedang terjadi penyimpangan yang serius pada distribusi sejumlah komoditas pangan di Indonesia. Pertama, kasus beras oplosan yang merugikan masyarakat hingga mencapai Rp 100 triliun/tahun.

Kasus beras ini bukan sekedar kegiatan mengoplos, Presiden Prabowo juga menyebut bahwa hal ini membuktikan bahwa pengusaha dengan berani melabelkan kualitas premium pada beras berkualitas biasa. Masalah yang sama juga sedang di negara tetangga, Malaysia.
Beras biasa, ganti aja stempel premium, tapi ini terjadi di banyak negara, di Malaysia lagi heboh juga. Tapi ini harus kita tertibkan. Karena saya dapat laporan dari Menteri Pertanian, beliau waktu menjadi Menteri Pertanian dulu sudah ditindak, muncul lagi muncul lagi mencoba-coba,” kata Prabowo dalam momen d 80.000 Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Senin (21/7/2025).
Belakangan ini sedang viral bahwa ada sebanyak 212 merek beras dioplos, mengurangi takaran kemasan, hingga dugaan adanya pelanggaran mutu-kualitas beras. Kasus ini menyeret perusahaan-perusahaan beras besar yang telah diperiksa oleh Satgas Pangan Polri.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan telah mengimbau produsen beras dari 212 merek menurunkan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Permintaan ini sebagai tindaklanjut temuan beras oplosan, pelanggaran takaran, mutu hingga kualitas beras.
Selain menurunkan harga sebagai bentuk tanggung jawab, Amran juga meminta produsen beras membenahi kualitas beras yang diedarkan. Jadi jangan sampai masyarakat membeli beras harga premium, ternyata isinya kualitas medium.
Redaksi Sigernesia

Tinggalkan komentar