Kondisi Ekonomi

Bandar Lampung – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 tercatat sebesar 5,04 % y/y, sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,12 %.
Beberapa poin penting:

  • Pengeluaran rumah tangga—yang menyumbang lebih dari separuh PDB—melemah menjadi 4,89 %.
  • Sektor industri manufaktur, pertanian, dan perdagangan masih tumbuh, namun sektor pertambangan mengalami kontraksi (disebabkan oleh permintaan batu bara global yang menurun dan produksi tembaga di Papua yang tertunda).
  • Investasi naik 5,04 %, namun lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya 6,99 %.
  • Ekspor tumbuh 9,91 %, didukung oleh pengiriman minyak goreng, baja, dan mobil, meskipun menghadapi tantangan tarif AS.
  • Pemerintah telah menyiapkan paket stimulus hampir USD 4,5 miliar dan Bank Indonesia telah melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali sebagai upaya mendukung pertumbuhan.
    Implikasi: Pelambatan pertumbuhan ekonomi menandakan bahwa meskipun masih positif, terdapat tekanan yang patut menjadi perhatian — terutama dalam pemulihan pengeluaran rumah tangga dan investasi. Pemerintah dan bank sentral tampaknya sedang mengambil langkah-langkah antisipatif.

Kondisi Sosial

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan nasional pada Maret 2025 berada di angka 8,47 %, menurun dari 8,57 % pada September 2024. Badan Pusat Statistik Indonesia Jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 23,85 juta orang.
Catatan penting: Penurunan ini menunjukkan adanya kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, tetapi tetap penting untuk memperkuat program inklusi sosial agar dampak positifnya lebih luas dan merata.


Politik & Hukum

Dalam wacana politik–hukum nasional, Prabowo Subianto menyerukan persatuan nasional sebagai respons terhadap berbagai dinamika sosial dan politik yang muncul. Pesan tersebut menegaskan pentingnya menjaga stabilitas sosial dan politik di tengah tantangan masa kini.

Redaksi Sigernesia

Tinggalkan komentar

Quote of the week

“Pekerjaan-pekerjaan kecil yang selesai dilakukan, lebih baik daripada rencana-rencana besar yang hanya didiskusikan.” – Peter Marshall